Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Konsep Dasar Logistik

Selasa, 18 Januari 2011

Suatu perusahaan yang memproduksi barang, umumnya mempunyai dua fungsi utama, yaitu produksi dan pemasaran. Produksi merupakan bagian perusahaan yang bertanggung-jawab terhadap penjualan barang. Selain dari dua fungsi utam tersebut diperlukan fungsi lainnya yang diperlukan untuk kelancaran jalannya perusahaan. Salah satu fungsi pendukung yang amat penting di dalam perusahaan adalah Logistik.
Aktivitas logistik bisa berbeda di tiap perusahaan, tergantung dari struktur organisasi perusahaan yang bersangkutan. Secara umum aktivitas logistik seperti transportasi, inventarisasi, komunikasi, penempatan lokasi fasilitas, transportasi, serta pengurusan dan penyimpanan telah dilaksanakan orang semenjak awal spesialisasi komersil. Logistik moderen dapat didefenisikan sebagai proses pengolahan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplaier, di antara fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan. Menurut definisi yang dikeluarkan oleh Council of Logistic Management (Ronald H. Ballou, 1992), Logistik merupakan:
Proses perencanaan, implementasi, dan pengendaliaan efisiensi, aliran biaya yang efektif dan penyimpanan dahan mentah, bahan setengah jadi, barang jadi dan informasi-informasi yang berhubungan, dari asal ke titik konsumsi dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen.
Misi logistik adalah memenuhi kebutuhan barang yang sesuai ke tempat yang tepat, pada waktu yang tepat dan pada kondisi yang diinginkan, sehingga memberikan manfaat kepada perusahaan.
Dalam arti luas, ruang lingkup aktifitas logistik meliputi segala sesuatu yang memindahkan ke, dari, dan di antara fasilitas-fasilitas perusahaan. Untuk mencapai arus produk yang teratur ke pasar, manajer haruslah memperhatikan desain dari sistim logistiknya, dan kemudian barulah operasinya. Oleh karena itu, tanggung jawab manajemen logistik, dapat didefenisikan sebagai tanggung jawab mendesain dan mengurus suatu sistim untuk mengawasi arus dan penyimpanan yang strategis bagi material, suku cadang dan barang jadi agar dapat diperoleh manfaat maksimum bagi perusahaan. Jadi tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dan dengan total biaya yang minimal. Melalui proses logistiklah material mengalir ke kompleks manufakturing yang sangat luas dari negara industri dan produk-produk  didistribusikan melalui saluran-saluran distribusi untuk konsumsi. penyelenggaraan logistik memberikan kegunaan waktu, biaya dan tempat. Kegunaan tersebut merupakan aspek penting dari operasi perusahaan dan juga pemerintah. Semua bentuk prilaku yang terorganisir membutuhkan sokongan logistik.
Sasaran penyelenggaraan logistik adalah mencapai level sokongan yang telah ditentukan sebelumnya, dengan total biaya yang serendah mungkin. Tanggung jawab utama manajer logistik adalah merencanakan dan mengelola suatu sistem operasi yang mampu mencapai sasaran ini. Cirir-ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap pemindahan dan penyimpana yang strategis. Pengembangan konsep dan teknik penanganan komponen-komponen berdasarkan suatu basis terpadu menjadi kekuatan utama logistik.

Komponen-komponen Sistem Logistik

Secara teoritis, ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk sistem logistik, yang meliputi:
  1. Struktur Fasilitas
Struktur fasilitas yang dipilih oleh suatu perusahaan adalah fundamental bagi hasil akhir logistiknya. Jumlah, besar dan pengaturan geografis dari fasilitas-fasilitas yang dioperasikan atau digunakan itu mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan pelayanan terhadap nasabah perusahaan dan terhadap biaya logistiknya. Suatu penilaian realistis terhadap kompetensi menunjukan bahwa semua transaksi dagang haruslah dikembangkan pada lokasi-lokasi tertentu. Jaringan fasilitas suatu perusahaan merupakan serangkaian lokasi ke mana dan melalui mana material dan produk-produk diangkat. Seleksi serangkaian lokasi yang unggul (superior) dapat memberikan banyak keuntungan yang kompetitif.
  1. Transportasi
Dalam suatu jaringan fasilitas, transportasi merupakan mata rantai penghubung. Ada 3 aspek tranportasi yang harus diperhatikan karena berhubungan dengan sistem logistik. Pertama adalah kecepatan/waktu pelayanan yang yang dibutuhkan untuk memindahkan barang dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Hal ini penting mengingat jika keterlambatan proses distribusi mengakibatkan tertundanya pekerjaan pada level perusahaan. Aspek yang kedua adalah aspek biaya transportasi. Sistem logistik hendaklah dirancang untuk meminimumkan biaya transportasi dalam hubungannya dengan biaya sistem secara keseluruhan.Aspek
ketiga adalah konsistensi. Konsistensi menunjukan prestasi waktu yang teratur dan tempat yang tetapdari sejumlah pengangkutan barang/material. Konsistensi transport mempengaruhi komitmen persediaan penjual dab pembeli maupun resiko yang dipikulnya.
c.     Pengadaan Persediaan
Pengadaan persediaan diperhitungkan berdasarkan besarnya permintaan atau demand pelanggan. Hal ini penting guna efisiensi biaya sistem secara keseluruhan.
d. Komunikasi
Komunikasi seringkali diabaikan dalam sistem logistik. Kekurangan dalam mutu informasi dapat menimbulkan banyak masalah. Kekurangan tersebut adalah informasi yang diterima tidak betul, kurang lengkap dan informasi yang diterima sudah tidak dibutuhkan lagi atau kadaluarsa. Jadi, komunikasi yang cepat dan akurat mempengaruhi prestasi logistik.
e.    Penanganan dan Penyimpanan
Dalam arti luas, penanganan dan penyimpanan meliputi pergerakan, pengepakan, dan pengemasan (containerization). Penyimpanan material menimbulkan banyak sekali biaya logistik dilihat dari pengeluaran untuk operasi, jadi makin sedikitnya produk yang ditangani dalam keseluruhan prose situ maka makin terbatas dan efisien arus total fisiknya.
f.      Pemeliharaan Informasi
Mengumpulkan informasi, menyimpan dan memanipulasi, melakukan analisis data dan menetapkan prosedur pengendalian.

contoh gudang - gudang tempat kerja jurusan logistik





Logistik

Senin, 17 Januari 2011

Logistik merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengontrol arus barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke pasar. Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan, dan pemaketan.

Kata logistik berasal dari bahasa Yunani logos yang berarti “rasio, kata, kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi”
Logistik adalah konsep yang dianggap berevolusi dari kebutuhan pihak militer untuk memenuhi persediaan mereka ketika mereka beranjak ke medan perang dari markas. Pada kekaisaran Yunani, Romawi dan Bizantium kuno, ada perwira militer dengan gelar ‘Logistikas’, yang bertanggung jawab atas distribusi dan pendanaan persediaan perang

Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.

Logistik adalah Darah

Divisi Logistik merupakan salah satu dari mata rantai dalam departemen Supply Chain Management. Dengan mata rantai yang lain yaitu Divisi Receiving, Divisi Buyer, Divisi Planning dan Divisi Shipping, Divisi Logistic akan membentuk suatu rantai kuat untuk memutar roda perusahaan.
Di dalam perusahaan, Divisi Produksi pada umumnya dianggap sebagai jantung perusahaan, dimana divisi ini sangat terlihat memberi nilai lebih pada perusahaan dengan memproduksi suatu barang yang nantinya akan dijual dan pada akhirnya akan memberikan keuntungan. Namun tanpa manajemen logistik yang baik maka produksi juga tidak akan berjalan dengan baik dan lancar. Ibaratnya tubuh, logistik adalah darah dan darah yang mengalir lancar akan membuat detak jantung menjadi sehat. Dimana salah satu tugas logistic adalah men-supply barang/raw material ke area produksi dengan baik & benar secara jumlah, kualiti & on time delivery.

Logistik

Sebuah bidang pekerjaan yang mengasyikkan, dinamis dan penuh tantangan. Logistik di Indonesia dalam pengamatan saya belum menjadi hal yang prioritas untuk dikembangkan dan terfokus. Unit usaha lebih mementingkan profit dan terkadang lupa bahwa logistik adalah salah satu faktor penting yang memberi kontribusi besar pada profit unit usaha. Tetapi nampaknya ke depan era nya akan berubah, perusahaan-perusahaan besar telah concern pada bidang logistik. Lihat saja lowongan-lowongan pekerjaan yang mencantumkan kata-kata : “Supply Chain Management“. “Inventory“. “Distribution Center“, Distribution Center  Manager”, “Warehouse Manager”, dll…

Di luar negeri, logistik adalah salah satu cabang ilmu dari manajemen operasi. Begitu banyak modul perkuliahan yang terabsorb dari teori yang dikembangkan di luar negeri, terkadang saya berpikir apakah teori logistik seperti yang mereka bilang mampu menjawab kebutuhan di Indonesia. Meminjam salah satu quotes dari Albert Einstein “If the fact didn’t match with Theory, change the fact”, jadi apa yang kurang jika fakta lapangan sulit bertemu dengan teori-teori? Kompleksitas variable logistik merupakan salah satu penyebab bias nya teori dipraktekkan, dalam hal ini sejumlah teori dari Manajemen Logistik atau sekarang sudah terintegrasi dalam ilmu Manajemen Rantai Pasok haruslah bisa dapat diimplementasikan di lapangan. Kurangnya praktisi yang menguasai secara detail mengenai ilmu bidang logistik menarik minat saya untuk mempelajari lebih dalam mengenai logistik, namun tambah mempelajari dan sekaligus beberapa kali bersinggungan dengan pekerjaan membuat mata terbuka bahwa tidak semua teori dapat terjadi seideal yang dikatakan pada teori itu. Informasi di buku, Browsing internet dan melihat model lain dari kasus logistik di sekitar merupakan pengayaan ilmu yang penting, karena apa yang dilihat dari tempat bekerja hanyalah sejumlah kecil kejadian dan belum tentu banyak mewakili ilmu logistik secara keseluruhan. Keilmuan logistik di luar negeri telah dipelajari sampai jenjang yang lebih tinggi dari S1, dengan tag line Master bidang logistik maka tentunya dalam bayangan saya isi dari pelajaran di dalamnya tentu sangat terfokus dalam ranah logistik. Lalu bagaimana di Indonesia? Fakultas Manajemen atau Teknik Industri memang mempelajari logistik, namun perlu disadari bahwa ketika S1 dari sekitar 150 SKS yang dipelajari maka paling tidak hanya sekitar 15 SKS yang berhubungan dengan logistik? Atau ada yang lebih? Jenjang S2 atau S3 bidang logistik juga belum saya dengar ‘bunyinya’, jika ada apakah lulusannya sudah concern di bidang logistik?
Salah satu keinginan menulis mengenai logistik didasari kepada rendahnya pengetahuan saya mengenai logistik dan cenderung lebih berhadapan pada praktek di sekitar gudang logistik tentunya menghambat pengetahuan yang “benar” mengenai ilmu logistik itu sendiri, namun ketika memiliki modal sedikit ilmu dan praktek mengenai logistik maka membuat keinginan menulis mengenai logistik cukup besar.
Berikut beberapa tulisan mengenai Logistik, tulisan didasarkan hanya pada pengalaman-pengalaman sekitar saja. Keinginan juga akan menuliskan beberapa teori, karena saya sendiri cukup sering mendownload bahan logistik. Browsing di internet, google, yahoo, maka kita akan menemukan sejumlah artikel menarik mengenai logistik, bahkan ada beberapa bahan yang merupakan perkulihan S2 di luar negeri loh!
Berikut ada sedikit update contoh-contoh operasional logistik dengan menggunakan teknologi tinggi (cirinya terkomputerisasi dan banyak mengganti tenaga manusia dengan mesin) :


Penggunaan teknologi menggantikan orang pada warehouse membuat efisiensi biaya variabel (gaji) namun memunculkan biaya investasi yang tidak kecil. Feasibility study yang detail serta segala resiko dan simulasi operasional didukung data-data diperlukan untuk instalasi teknologi pada operasional logistik. Di Indonesia telah ada Asosiasi Logistik Indonesia serta konsultan logistic yang bisa menjadi sumber informasi untuk menerapkan suatu sistem baru pada dunia logistik.  Namun jangan heran, jika pada situs konsultan logistik, teori dan situs ALI sendiri banyak berbeda jauh dengan kondisi “gudang” yang sebenarnya. Apa yang salah? Konsep Lean Warehouse yang saya tuliskan berbeda konten nya dengan tulisan Martin Murray di situs ALI. Konsep lean yang sama, ranah yang dikutip Murray adalah Supply Chain Management dan tulisan saya scope nya lebih kecil lagi, yaitu pada komponen Supply Chain Management yaitu “gudang”. Sekilas, minder sendiri membandingkan tulisan saya dengan tulisan Murray, tetapi hal itu membuat saya sebagai praktisi awam semakin termotivasi untuk mempraktekkan Konsep Lean ini (sungguh, menerapkan ini dalam SDM rendah sungguh sulit…. :) ). Jadi apakah Video tentang operasional logistik itu tidak dapat diterapkan di Indonesia? Saya percaya bisa, bahkan adopsi sesuai kultur Industri Indonesia bisa membuat operasional logistik yang lebih canggih lagi, sehingga dalam value stream Supply Chain Management bisa dikikis pemborosan-pemborosan yang ada.